NEGARA SEKULER
A. Pengertian Negara Sekuler
Pada zaman sekarang, kata sekuler sering didengung dengungkan di di berbagai media dan juga diberbagai buku sekalipun. Bagi segelintir orang yang baru mengenal atau mengkaji ilmu soial timbul pertanyaan, apa sih sekuler itu?
Sekuler merupakan suatu paham yang sangat berorientasi pada permasalahan duniawi semata. Sedangkan penganutnya disebut dengan "ilmany". Dalam kamus bahasa Inggris dikatakan bahwa kata "ilmany" (penganut paham sekulerisme) memiliki arti :
1. Yang berorientasi kepada keduniaan atau materi
2. Bukan seorang yang agamis (spiritualis) atau rohanian.
3. Bukan seorang yang suka beribadah dan bukan seorang pendeta.
Didalam kamus tersebut juga terdapat penjelasan kata "ilamaniyah" (sekulerisme) disitu disebutkan; Sekulerisme merupakan suatu paham yang mengatakan bahwa akhlaq dan pendidikan seharusnya tidak berlandaskan pokok pokok ajaran agama.
Dalam istilah politik, sekulerisme adalah pergerakkan menuju pemisahan antara agama dan pemerintahan. Hal ini dapat berupa hal seperti mengurangi keterikatan antara pemerintah dan agama Negara, menggantikan hukum keagamaan dengan hikum sipil dan menghilangkan perbedaan yang tidak adil dengan dasar agama. Hal ini dikatakan menunjang demokrasi dengan melindungi hak hak kalangan beragama minoritas,
Didalam pembahasan ahli bahasa arab sekulerisme di terjemahkan dari
yang dalam bahasa inggris atu sekularit dalam bahasa prancis, terjemahan ini menunjukan seolah olah perkataam ini berasal dari kata terbitan
padahal pada hakikatnya ia bikanlah satu terjemahan yang bertepatan bahkan ini tidak benar sama sekali.
Dalam buku Enslikopedi Britianica disebutkan sekulerisme ialah suatu pergerakan social yang bertujuan mengalihkan aktivitas manusia dari orientasi ukhrawi (kehidupan akhirat) kepada orientasi duniawi semata. Dari yang telah disebutkan diatas memberi dia pengertian :
1. Sekulerisme adalah suatu ideology kufur yang bertujuan menjauhkan peranan agama dalam kehidupan. Jadi sekulerisme mepukan ideology yang ingin mewujudkan dominasi dunia pada semua sisi kehidupan politik, ekonomi, soSial, moral, konstitusi, dan lainnya yang jauh daei perintah agama serta larangannya.
2. Tidak ada kolerasi antara sekulerisme dengan ilmu agama, sebagaimana para propogandismenya berusaha memutar balikan fakta ini terhadap masyarakat, bahwa maksud sekulerisme adalah memperoleh sebanyak mungkin pengetahuan eksperimental dan memprioritaskannya.
B. Sejarah Sekulerisme
Menurut ahli sejarah sebagian besar orang eropa pada permulaan abad ke XVI adalah penganut agama Kristen. Sebagian besar kehidupan mereka dipandu dengan ajaran paderi dan golongan pemerintah. Kedua institusi ini sangat kukuh dan utuh, menyebabkan mereka mudah untuk merapatkan diri mereka dengan semua lapisan golongan.
Benua Eropa terbagi pada dua Negara kristian. Satu bagian ialah Negara Kristen Timur seperti Balkan, Rusia, yang mematuhi apa yang dinamakan kegerejaan ortodoks dan banyak terpengaruh dengan pemerintahan kuku besi dan menindas.
Dan satu bagian lagi ialah Negara Kristen Barat yang bertaburan diberbagai bangsa. Kesemuanya itu menumpukkan kepada ketaatan kepada agama katolik. Gereja inilah yang menjalankan cara pemerintahan mengikuti tradisi keduniawian tanpa melihat terhadap ajaran agama mereka. Walaupun ini dari pada gereja mereka sendiri, namun apabila lahirnya para cendikiawan dari golongan ini , maka mereka akan melihat ketidak samaan dengan apa yang mereka pegang selama ini. Bahkan mereka mendapati golongan gereja ini coba mengambil peluang untuk menggunakan pangkat da kedudukan mereka untuk memuaskan nafsu mereka.
Tersebarnya surat pengampunan yang memberi suatu protes dari pengikut mereka. Bahkan ada penemuan sains seperti penemuan seorang ahli astronomi Poland yang dapat menyanggah kewibawaan teori Aristoteles dan Ptelomy yang menjadi pegangan gereja selama ini.
Kemucak kepada penolakan mereka terhadap institusi gereja ini apabila revolusi Perancis yang terkenal dan satu undang undang yang dunamakan perlembagaan awan paderi di Jubal memaksa golongan paderi berada dibawah pemerintah bukan penasehat kepada pemerintah seperti sebelum ini.
C. Teologi Negara Sekuler
Ada empat prinsip dasar bagi landasan dari teologi Negara sekuler. Prinsip itu adalah sebagai berikut :
1. Negara Nasional adalah evolusi tertinggi dari komunitas politik. Dengan lahimya Negara nasional, berbagai upaya untuk membangun kekhalifahan global (semacam otonom empiro atau federasi Negara Islam yang memiliki satu imam) tidak penting dan tidak perlu waktu dan energi yang ada harus diberikan kepada pembangunan Negara Nasional, bukan super nasional.
2. Dalam Negara nasional, warga Negara berasal dari agama yang beragam. Karena mereka adalah warga dari Negara yang sama, hak hak social mereka dan politik mereka (termasuk hak untuk duduk dalam jabatan politik, seperti presiden) adalah sama.
Konkuensinya, semua warga Negara , apapun agamanya berhak mendirikan partai politik dan berhak memperebutkan jabatan pemerintahan.
3. Ilmu pengetahuan dan manajemen modern lebih mendominasi Day To Day Politics. Bagaimana membuat sebuah public politik (dimulai dari agenda, setting, policy formulation, policy adaptation, policy implemention, dan policy evaluation) agar policy itu berguna bagi orang banyak dan semakin kecil kesalahannya, harus semakin diatur oleh pengalaman sebelumnya dan kreavitas baru, yang tercermin dari perkembangan ilmu pengetahuan dan manajemen modern. Proses dari policy making itu semakin tidak perlu disentuh doktrin agama.
Untuk hal diatas, semakin sedikit keterlibatan agama, semakin baik. Atau dalam bahasa kerennya "the best religion is the best religion" (untuk kasus day to day politics). Biarkan prinsip ilmu pengetahuan dan manajemen modern yang menjadi ruhnya.
4. Islam hanya terlibat sebagai sumber moralitas bagi actor pemerintahan (bukan system pemerintahan) dan moralitas bagi dunia public. Namun moralitas disini adalah moralias umum, yaitu prinsip prilaku baik, yang juga diharuskan oleh agama lainnya dan filsafat lainnya. Landasan moral bagi kehidupan public dengan sendirinya menjadi tugas bersama semua agama besar (tidak haqnya bersumber dari doktrin islam)
Dengan empat prinsip dasar diatas, sebuah teologi Negara sekuler dari tradidi dan teks Islam, niscayakan menjadi sebuah revolusi paham keagamaan yang sangat penting. Teologi itu akan menjadi dasar bagi berkembangnya civic cultute dinegara yang bermayoritas muslim, yang pada gilirannya akan menjadi lahan subur bagi tumbuh dan terkonsolidasinya demokrasi.
D. Masyarakat Sekuler
Dalam kajian keagamaan, masyarakat dunia barat pada umumnya dianggap sebagai sekuler. Hal ini dikarenakan kebebasan beragama yang hampir penuh tanpa sanksi legal atau sosial dan juga karena kepercayaan umum bahwa Negara tidak menentukan keputusan politis. Pandangan moral yang muncul dari tradisi keagamaan tetap penting didalam sebagian dari Negara ini.
Sekulerisme juga dapat berarti ideology sosial. Disini kepercayaan keagamaan atau supranatural tidak dianggap sebagai kunci penting dalam memahami dunia dan oleh karena itu dipisahkan dari masalah masalah pemerintahan dan pengambilan keputusan. Sekularisme tidak dengan sendirinya adalah ateisme (tidak mengetahui adanya Tuhan), banyak para sekularis yang notabanenya adalah seorang yang religius dan para ateis yang menerima pengaruh dari agama dalam pemerintahan atau masyarakat.
Beberapa masyarakat menjadi semakin sekuler secara alamiah sebagai akibat dari proses sosial alih alih karena pengaruh gerakan sekuler, hal ini ikenal dengan sebutan Sekularisme.
Ada segelintir orang yang setuju dengan adanya negara yang sekuler, tetapi dia tidak mau masyarakatnya menjadi sekuler, "Negara sekuler YES, masyarakat sekuler NO". Hal ini dinyatakan karena melihat realita yang terjadi di antara Negara Islam dan Negara Barat. Mungkin bagi orang yang awam akan agama, dan berada tinggal di Negara Islam dia menjalankan syari'at Islamnya hanya karena malu atau karena terpaksa ataupun karena ikut-ikutan pada orang Islam yang dekat dengan dia. Tetapi bagi orang Islam yang berada di Negara yang sekuler, karena di Negara tersebut terkenal dengan kebebasannya dan karena kebebasan itu dia tidak ada paksaan di dalam menjalankan syari'atnya. Ini hanyalah perbandingan yang mungkin hanya sedikit yang terjadi kasus seperti yang diatas. Bahkan ada orang yang tadinya dia awam akan pengetahuan agama, tetapi karena dia bergaul di lingkungan yang kental dengan nuansa Islam, dia pun menjadi orang yang taat beribadah.
E. Kontropersi Sekularisme
Pendukung sekularisme mengatakan bahwa meningkatnya pengaruh sekularisme dan menurunnya pengaruh agama didalam Negara tersekularisme adalah hasil yang tidak terelakan dari pencerahan yang karenanya orang orang mulain beralih kepada ilmu pengetahuan dan rasionalisme dan menjauh dari agam dan takhayul.
Penentang sekularisme melihat pandangan diatas sebagai arogan, mereka membantah bahwa pemerintahan sekuler menciptakan lebih banyak masalah dari pada menyelesaikannya, dan pemerintahan dengan etos keagamaan adalah lebih baik. Penentang dari golongan kristiani juga menunjukan bahwa Negara kristiani dapat memberi lebih banyak kebebasan beragama daripada yang sekuler. Contohnya (mereka menukil) Norwegia, Islandia, Firlandia, dan Denmark yang kesemuanya mempunyai hubungan konstituonal antara gereja dengan Negara, namun mereka juga dikenal lebih progressif dan liberal dibandingkan dengan Negara tanpa hubungan seperti itu , contohnya Islandia adalah termasuk dari negara negara pertama yang melegalkan aborsi dan pemerintahan Firlandia menyediakan dana untuk pembangunan Masjid.
Tetapi pendukung dari sekularisme juga menunjukkan bahwa Negara Negara Skandinavia terlepas dari hunungan pemerintahannya dengan agama, secara soSial adalah termasuk Negara yang paling sekuler didunia, dengan ditunjukan rendahnya presentase mereka yang menjunjung kepercayaan beragama.
Salah seorang komentator mengkritik sekularisme dengan mengacaukannya sebagai sebuah ideology anti agama, ateis, atau bahkan satanis. Kata sekularisme itu sendiri biasanya dimengerti secara peyoratif olrh kalangan konsevatif. Walaupun tujuan utama dari Negara sekuler adalah untuk mencapai kenetralan didalam beragama, beberapa membantah bahwa ini juga menekan agama.
Jumat, 10 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar